Lima Fakta tentang Gempa Tektonik

Lima Fakta tentang Gempa Tektonik – Gempa yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya masih menyisakkan rasa sedih yang amat dalam. Sampai saat ini berbagai tindakan evakuasi dan bantuan berusaha disalurkan.

Gempa yang melanda di Donggala, Palu dan sekitarnya merupakan gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh aktifitas lempeng tektonik.

Gempa tektonik merupakan gempa yang terkenal dahsyat melebihi gempa vulkanik, dan dapat menyebabkan tsunami. Contohnya adalah gempa yang terjadi di Aceh tahun 2004 silam dan di Donggala, Sulawesi Tengah baru-baru ini. Besarnya kekuatan gempa menyebabkan tsunami di ke dua daerah tersebut.

Kali ini saya akan membagikan lima fakta tentang gempa tektonik yang berhasil saya rangkum dari berbagai sumber.

Lima Fakta tentang Gempa Tektonik

1. Disebabkan oleh Pergeseran Lempeng Plat Tektonik

Lima Fakta tentang Gempa Tektonik

Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut.

2. Jauh Lebih Kuat Dibanding Gempa Vulkanik

160415110401-10-japan-earthquake-0415-super-169

Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat dibanding gempa vulkanik. Sebut saja gempa aceh tahun 2004 silam. Gempa tektonik yang melanda aceh pada saat itu sampai menimbulkan tsunami. Kemudian ada gempa terbesar yang pernah tercatat di dunia, yaitu Gempa Bumi Valdivia 1960.

Gempa Bumi Valdivia merupakan gempa tektonik yang terjadi pada 22 Mei 1960 di negara Chile dekat Valdivia, Chile Selatan. Gempa tersebut tercatat oleh United States Geological Survey (USGS) berkekuatan 9,5 SR. USGS melaporkan peristiwa ini sebagai “Gempa bumi terbesar abad ke-20”.

3. Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi

Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling sering terjadi. Bahkan menurut para ahli gempa, setiap hari terjadi gempa tektonik, namun tidak dirasakan karena getarannya relatif kecil. Perlu diketahui bahwa gempa berskala 3 tidak akan dapat manusia rasakan, sementara gempa berskala 6 sudah cukup untuk menimbulkan kerusakan.

Permukaan bumi terdiri atas 20 lempeng yang terus bergerak. Tekanan dari pergeseran lempeng dapat menghasilan patahan yang terlepas sebagai energi. Merambat melalui bumi dalam bentuk gelombang seismik. Inilah mengapa gempa bumi tektonik sering terjadi.

4. Berpotensi Tsunami

tsunami

Seperti gempa di Aceh 2004 dan Jepang 2011, Gempa tektonik bisa berpotensi menjadi tsunami jika pusat gempa berada di dasar laut dengan skala yang besar dan kedalaman yang rendah (lebih dari 7 SR dan kurang dari 70 km).

5. Gempa yang paling mematikan

Lima Fakta tentang Gempa Tektonik

Tercatat dalam sejarah bahwa gempa tektonik yang terjadi di Shaanxi, China pada 1556 merupakan gempa yang paling mematikan. Setidaknya 830 ribu jiwa menjadi korban akibat gempa ini.

Gempa terjadi dalam hitungan menit dan detik, namun kerusakan yang ditimbulkan sangat amat dahsyat.

“Di wilayah Hua, hal buruk silih berganti terjadi. Pegunungan dan sungai-sungai silih berganti posisi, jalana  pun rusak. Di beberapa tempat, tanah tiba-tiba naik membentuk bukit baru, atau amblas menjadi cekungan lembah,” demikian dikisahkan dalam catatan sejarah Tiongkok, seperti Liputan6.com kutip dari buku 30 Years ‘Review of China’s science & technology, 1949-1979.

“Pondok-pondok, gedung-gedung pemerintahan, kuil dan tembok kota tiba-tiba hancur lebur.”

Orang-orang terpaksa tinggal beratap langit, menggigil tanpa kehangatan. Nyawa manusia pun melayang. Secara massif, setidaknya 830 ribu orang dan 60 persen populasi wilayah terdampak tewas.

Seperti di Palu, penjarahan pun merajalela setelah terjadinya berbagai kerusakan parah di wilayah tersebut.

Salah seorang yang selamat, bernama Qin Keda, berhasil mencatat proses terjadinya gempa, serta memberi petunjuk bagaimana untuk selamat dari amuk alam tersebut.

“Saat gempa mulai terjadi, orang-orang yang berada di dalam rumah atau bangunan harus cepat-cepat keluar. Berjongkok lah di luar rumah hingga getaran reda,” kata dia, seperti dikutip dari situs Science Museums of China.

Pengalaman tersebut hingga kini terus dipraktikkan, dan terbukti menyelamatkan jutaan nyawa manusia.

Apalagi, fakta dan sejarah memberikan petunjuk: gempa mungkin tak akan merenggut nyawa manusia, namun kualitas bangunan yang buruk bisa jadi ‘pembunuh’ yang sesungguhnya.

Sumber referensi :

  • geologinesia.com/2016/09/gempa-chile-pemegang-rekor-gempa-terbesar-di-dunia
  • scribd,com
  • tekno.tempo.co/read/661642/ini-10-gempa-dahsyat-di-dunia
  • liputan6.com/global/read/2426261/2-2-1556-gempa-paling-mematikan-830-ribu-manusia-tewas